Inspirasi Sukses Wiraswasta Kali ini adalah Kisah
sukses yang datang dari sepasang suami istri, Jody Brontosuseno dan
Siti Hariyani yang jatuh bangun dalam menjalankan sebuah usaha, sudah
menjadi bagian dari perjuangan mereka mencapai kesuksesan.
Berbagai peluang usahadari berdagang roti bakar, berjualan susu, sampai
berbisnis kaos partai musiman pernah mereka jalani, dan semuanya tidak
bisa bertahan lama hingga harus ditutup sebelum mencapai suksesnya.
Meskipun begitu, pengalaman pahit tersebut tidak membuat sepasang suami
istri ini berhenti mencoba peruntungannya di dunia bisnis. Mengawali
kesuksesan bisnisnya pada tahun 2000, Jody dan Anik mencoba membuka
warung steak sederhana dengan memanfaatkan teras rumahnya, yang
berlokasi di Jl. Cendrawasih 30 Demangan Yogyakarta sebagai lokasi
usaha. Berbekal jiwa entrepreneur yang telah mereka miliki, pasangan
serasi ini nekat membangun sebuah rumah makan steak dengan nama “Waroeng
Steak n Shake” yang kini lebih dikenal dengan istilah WS
, lain daripada restoran steak lainnya.
Siapa sangka jika strategi tersebut cukup menarik minat konsumen,
hingga waroeng steak yang dulunya hanya bermodalkan 5 buah hot plate dan
5 buah meja makan, dengan daya tampung 20 pengunjung. Kini berhasil
berkembang pesat, mencapai lebih dari 30 cabang yang tersebar di
berbagai kota besar di Indonesia. Dengan omset ratusan hingga milyaran
rupiah setiap bulannya.
Warung Steak and Shake didirikan pasangan Jody Brotosuseno- Siti Hariyani
tiga tahun silam di Yogyakarta. Meski bukan pelopor dalam bisnis steak,
Waroeng Steak & Shake cepat berkembang dan menyalip para pemain lain
yang memang menjamur di Kota Gudeg beberapa tahun terakhir. Kini, di
Yogya saja Waroeng Steak & Shake memiliki 5 gerai. Hebatnya lagi,
warung yang membidik mahasiswa sebagai target pasarnya ini selalu
dipenuhi pengunjung. Kami cuma bisa beristirahat di siang hari saja,
sekitar jam 2. Selebihnya dari pagi sampai malam kami melayani pembeli ?
kata Aniek begitu Siti Hariyani kerap disapa.
Namun,
sukses di Yogya tak membuat Aniek puas. Seiring berkembangnya waroeng steak and shake di Jogja, ibu dua anak itu memperluas jangkauannya ke
beberapa kota besar seperti Surabaya, Malang, Semarang, Bandung dan
bahkan Jakarta. Di kota-kota besar itu pun nampaknya Dewi Fortuna masih
berpihak kepadanya. Ini bisa dilihat dari jumlah gerainya yang terus
membiak hingga sekarang menjadi puluhan outlet. Yang terakhir, dibuka di Malang awal
Desember ini. Target kami setiap dua bulan bisa menambah satu outlet
baru, kata Jody bersungguh-sungguh. Dengan kecepatannya berkembang yang
begitu fenomenal, waroeng steak and shake nampaknya memang layak
digelari Raja Steak Kelas Warung “Setiap minggu terakhir, kami selalu
keliling beberapa kota untuk melihat-lihat tempat yang tepat untuk buka
outlet” imbuh Aniek sumringah.
Sebelum
menggeluti bisnis pengisi perut tersebut, mereka sempat menekuni berbagai bisnis kecil-kecilan, antara lain menjual roti bakar, susu
kedelai serta memproduksi kaus partai menjelang Pemilu 1999. Dari bisnis
kaus itu, mereka sempat membeli motor. Motor itu kemudian dijual lagi
tahun 2001 buat modal membuka warung steak. Hasil jual motor itu,
dikatakan Jody, cuma cukup buat membayar kontrakan dan membeli beberapa
peralatan warung (10 hotplate, gelas dan selusin piring). Sementara itu,
meja yang disiapkan hanya 5 set. “Kami membeli peralatan tambahan
setelah usaha berjalan lancar? tutur bungsu dari 8 bersaudara itu jujur.
Akibat aktivitas bisnis ini, Aniek terpaksa meninggalkan bangku
kuliahnya di Jurusan Komunikasi Universitas Negeri Solo. Jody, sang
suami, juga meninggalkan kuliahnya di Jurusan Arsitektur Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta.Inspirasi wiraswasta dari Jogjakarta ini mudah-mudah bisa menginspirasi anda juga untuk memulai berwiraswasta.
Siapa sangka jika strategi tersebut cukup menarik minat konsumen, hingga waroeng steak yang dulunya hanya bermodalkan 5 buah hot plate dan 5 buah meja makan, dengan daya tampung 20 pengunjung. Kini berhasil berkembang pesat, mencapai lebih dari 30 cabang yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Dengan omset ratusan hingga milyaran rupiah setiap bulannya.
Warung Steak and Shake didirikan pasangan Jody Brotosuseno- Siti Hariyani
tiga tahun silam di Yogyakarta. Meski bukan pelopor dalam bisnis steak,
Waroeng Steak & Shake cepat berkembang dan menyalip para pemain lain
yang memang menjamur di Kota Gudeg beberapa tahun terakhir. Kini, di
Yogya saja Waroeng Steak & Shake memiliki 5 gerai. Hebatnya lagi,
warung yang membidik mahasiswa sebagai target pasarnya ini selalu
dipenuhi pengunjung. Kami cuma bisa beristirahat di siang hari saja,
sekitar jam 2. Selebihnya dari pagi sampai malam kami melayani pembeli ?
kata Aniek begitu Siti Hariyani kerap disapa.
Namun,
sukses di Yogya tak membuat Aniek puas. Seiring berkembangnya waroeng steak and shake di Jogja, ibu dua anak itu memperluas jangkauannya ke
beberapa kota besar seperti Surabaya, Malang, Semarang, Bandung dan
bahkan Jakarta. Di kota-kota besar itu pun nampaknya Dewi Fortuna masih
berpihak kepadanya. Ini bisa dilihat dari jumlah gerainya yang terus
membiak hingga sekarang menjadi puluhan outlet. Yang terakhir, dibuka di Malang awal
Desember ini. Target kami setiap dua bulan bisa menambah satu outlet
baru, kata Jody bersungguh-sungguh. Dengan kecepatannya berkembang yang
begitu fenomenal, waroeng steak and shake nampaknya memang layak
digelari Raja Steak Kelas Warung “Setiap minggu terakhir, kami selalu
keliling beberapa kota untuk melihat-lihat tempat yang tepat untuk buka
outlet” imbuh Aniek sumringah.
Sebelum
menggeluti bisnis pengisi perut tersebut, mereka sempat menekuni berbagai bisnis kecil-kecilan, antara lain menjual roti bakar, susu
kedelai serta memproduksi kaus partai menjelang Pemilu 1999. Dari bisnis
kaus itu, mereka sempat membeli motor. Motor itu kemudian dijual lagi
tahun 2001 buat modal membuka warung steak. Hasil jual motor itu,
dikatakan Jody, cuma cukup buat membayar kontrakan dan membeli beberapa
peralatan warung (10 hotplate, gelas dan selusin piring). Sementara itu,
meja yang disiapkan hanya 5 set. “Kami membeli peralatan tambahan
setelah usaha berjalan lancar? tutur bungsu dari 8 bersaudara itu jujur.
Akibat aktivitas bisnis ini, Aniek terpaksa meninggalkan bangku
kuliahnya di Jurusan Komunikasi Universitas Negeri Solo. Jody, sang
suami, juga meninggalkan kuliahnya di Jurusan Arsitektur Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta.Inspirasi wiraswasta dari Jogjakarta ini mudah-mudah bisa menginspirasi anda juga untuk memulai berwiraswasta.