Strategi Promosi Ayam Bakar Wong Solo...Inspirasi Wiraswasta Bisnis Kuliner

Monday 22 October 2012
PROMOSI BISNIS AYAM BAKARAyam bakar Wong Solo, saat ini hampir semua orang mengenal kuliner yang satu ini. Maklum saja Warung makan Ayam Bakar Wong Solo sudah banyak dijumpai di berbagai kota di Indonesia. Selain lokasi Ayam Bakar Wong Solo yang ada dimana-mana, sensasinya yang berkampanye soal poligami turut menyumbang popularitas usaha ayam bakar wong solo. Terlepas dari pro kontra poligami, menurut Puspo Wardoyo pendiri ayam bakar Wong Solo, sensasi diperlukan untuk mempromosikan sebuah bisnis. Sensasi adalah bagian dari branding dalam bisnis.

Pentingnya Media Sebagai Promosi Bisnis

Menurut Puspo, promosi dan publisitas bisnis melalui media sangat penting sekali peranannya. Ini berdasarkan pengalamannya sendiri di dalam membesarkan usaha ayam bakar wong solo. Awal melonjaknya bisnis ayam bakar Wong Solo tidak bisa dilepaskan dari peran media ternama di Medan yang meliput usahanya.

Awalnya salah satu karyawati Puspo minta bantuan keuangan karena rumahnya akan disita rentenir. Padahal waktu itu bisnis ayam bakar Puspo juga belum begitu stabil. Akhirnya, dengan harapan akan balasan dari Allah, Puspo pun memberikan pinjaman kepada karyawatinya tersebut.
Dari karyawati itulah Puspo dikenalkan dengan seorang wartawan yang merupakan kawan suaminya. Wartawan tersebut tertarik dengan perjalanan bisnis yang dijalankan Puspo, hingga memuat profilnya korannya. Dia menulis profil Puspo dengan judul ‘Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo’. Efek dari pemberitaan itu ratusan konsumen membanjiri Ayam Bakarnya dan terus meningkat dari hari ke hari.
Dari kejadian ini ada dua hal yang menyadarkan Puspo. Pertama, di dalam berjualan/berbisnis perlu melakukan promosi dan publikasi serta membuat sensasi-sensasi agar nama kita dikenal masyarakat. Kedua, Puspo jadi sadar bahwa keuntungan bisnis harus disisihkan untuk membantu orang lain. Karena itulah, Puspo selalu menyisihkan sebagian hartanya sebesar 10% untuk kemaslahatan masyarakat. Dengan begitu, Puspo berharap bisnisnya bisa berjalan dengan cara yang halalan thayyiban serta penuh dengan keberkahan.




Buah Kerja Keras Belajar Bisnis

Kesuksesan Puspo dalam membesarkan usaha Ayam Bakar Wong Solo bukan semata-mata faktor sensasi semata. Pengalamannya dalam bisnis ayam bakar sudah ia rintis semenjak SD. Saat teman-teman sebayanya bermain seusai pulang sekolah, Puspo harus membantu orang tuanya berjualan ayam.
Meski sudah terbiasa dengan bisnis ayam ini, namun selepas Sekolah Puspo sempat berprofesi sebagai Guru, seperti yang diinginkan kedua orang tuanya. Namun profesi Guru dirasa tidak sesuai dengan dirinya, hingga akhirnya memutuskan untuk keluar dan menekuni usaha ayam bakar. Namun usaha ayam bakar ini tidak berjalan mulus, bahkan isteri pertamanya yang berprofesi sebagai dosen menyarankan untuk berhenti berjualan dan kembali menekuni profesi sebagai guru.
Berkat keuletan dan jerih payahnya usaha Ayam Bakar Wong Solo kini berkembang di berbagai kota dengan segala sensasinya. Dengan konsep waralaba, Puspo tidak hanya berhasil menggaet mitra di dalam negeri tapi juga merambah ke mitra-mitranya di luar negeri. Saat ini tercatat ada sekitar 106 Rumah Makan Wong Solo yang telah berdiri dari hasil kerja sama dengan mitra-mitranya. Sukses Pak Puspo, Semoga Menjadi Inspirasi pengusaha lainnya.